METODOLOGI STUDI ISLAM


METODOLOGI STUDI ISLAM







BAB 1
SIGNIFIKANSI STUDI ISLAM
DALAM KONTEKS KEKINIAN


Signifikansi studi islam dalam konteks kekinian, seperti pendapat F. Mas’udi yang mengatakan ”Ketika umat islam berada dalam problem ketidak berdayaan dan keterbelakangan yang total, hanyanya satu yang bisa dibanggakan, yaitu teks suci. Pilihan nya adalah apakah teks suci itu harus ditinggalkan atau bagaimana? Bukankah orang lain bisa bangkit tanpa teks ? walaupun sebenarnya mederenisme barat pun sebetulnya merujuk pada teks-teks Yunani Kuno sebagai acuan pengembangan dan penyesuaian.

Maka dalam konteks keilmuan islam pun dikaji baik dari kalangan intelektual muslim sendiri maupun sarjana-sarjana barat mulai tradisi orientasi sampai dengan islamolog (ahli pengkaji keislaman) dalam konteks keilmuan global yang disebut outsider (Pengkaji diluar  penganut islam) dan insider (pengkaji dikalangan umat islam sendiri) pada tahap awal, dikalangan intelektual islam pengkajian keislaman lebih mengutamakan pola transmisi, tapi dari kedua pengkaji tersebut dari ilmuan muslim mau pun outsider sama-sama memiliki tujuan yang sepadan, yakni guna pengembangan ilmu
                                                                                            
1.1.Ruang Lingkup Kajian Islam
            Secara material,ruang lingkp kajian keislaman dalam tradisi barat meliputi pembahasan mengenai ajaran,doktrin,pemikiran,teks sejarah dan institusi keislaman.pada  awalnya ketertarika sarjana barat terhadap pemikiran islam lebih kerena kebutuhan akan penguasaan daerah kolini.



1.2.Berbagai tradisi kajian islam
            Dari perspektif kebudayaan sesungguh nya agama islam merupakan Universal culture. Dalam konteks keindonesiaan situasi, situasi keberagamaan di indonesia cendrung menampilkan kondisi keberagamaan yang Legalistik-Formalistik, hingga agama terlihat di sempitkan pada psudut agama ”harus” dimanifestasikan setakat ritual-formal, hingga mengakibatkan munculnya keberagamaan yang hanya dalan bentuk formalisme yang lebih mementingkan ”bentuk” dari pada ”isi”. Hingga mengakibatkan agama kurang dipahami sebagai ”seperangkat paradigma moral dan etika yang bertujuan membebaskan manusia dari kebodohan,keterbelakangan, dan kemiskinan.

            Harun nasution memandang bahwa orang bertakwa adalah orang yang melaksanakan perintah tuhan dan menjauhi larangannya. Dengan demikian orang yang dekat dengan tuhan adalah ”suci”; dan orang-orang sucilah yang sesungguh nya memiliki moral yang tinggi .

            Tradisi kajian islam ala barat berakar pada sejarah yang sangat panjang, paling tidak sejauh hubungan kristen dengan islam, hingga tidak bisa dielakan bahwa sebab utama dari pertumbuhan kajian keislama itu adalah alasan teolis untuk menujukan dan mempertahankan keabsahan ajaran kristen. Berdasarkan perkembangan ala barat dapat diindentifikasi kedalam tiga tahap : (1) tahap teologis (2) tahap politis (3) tahap scientific.





BAB 2
MENGINTIP STUDI KAWASAN
DAN ISLAM KEKINIAN



2.1       Islam di Afrika
            Islam mungkin masuk ke Afrika sebelum di mulai nya kalender islam (Hijriah) ketika beberapa pemeluk islam pergi ke (Abessinia) untuk mencari perlindungan dari kejaran kaum kuraisy. Mungkin orang afrika yang paling awal masuk islam adalah Bilal bin Rabah , seorang budak yang dimerdekakan dan menjadi salah satu sahabat nabi SAW.
Penyebaran is lam di afrika tidak terlepas dari persaingan antara islm dan keristen, serta antara islam dan westernisasi sekuler. Meskipun demikian, islam tetap berkembang di benua ini, dan hamper separuh dari total populasi di Afrika adalah muslim (ENSIKLOPEDIA TEMATIS DUNIA ISLAM)

2.2       Islam di Asian Timur
            Penyabaran islam di Asian Timur Paling Terlihat di Daratan Cina. Dakwah Islam telah menyentuh daratan Cina sejak sekitar 13 abad lalu, khususnya si kalangan orang-orang “Hui”  makanya pada masa itu ajaran islam di cina disebut ‘ajaran Hui”(Hui jiao). Republik Rakyat Cina (RRC) tidak digolongkan berdasarkan agama, melainkan berdasarkan kelompok etnik. Ada 10 kelompok etnik di Cina Umumnya menganut agama islam. Kelompok yang paling besar adalah etnik Dongxiang, Kirzig, salar, Tajik, Uzbek, Bonan dan Tatar. Mereka pada umumnya merupakan muslim Suni bermazhab Hanafi.

            Di Asia Tenggara beberapa Negara di kawasan ini, yaitu, Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam merupakan Wilayah konsentrasi islam karena mayoritas penduduknya adalah muslim. Sementara itu ditemukan penduduk sebagai minoritas, seperti , di Fhilipina, Myanmar, Thailang, Singapura, Kamboja, Vietnam dan Laos. Islam masuk kewilayah ini melalui jalan damai, cerdas, dan produktif, yaitu memalui jalur perdagangan.

            Pada awalnya, pemeluk agama islam terbanyak di Cina adalah para saudagar dari Arab dn Persia. Orang cina yang pertama kali memeluk agama islam adalah suku Chi. Sejak saat itu pemeluk islam dicina bertambah banyak.ketika dinasti Song bertahta umat muslim telah menguasai indutri ekspor dan impor.
Tapi ternyata hubungan antara umat muslim dengan penguasa cina memburuk sejak Dinasti Qing (1644-1911) berkuasa. Ketika Dinasti Qing melarang berbagai kegiatan keislaman, Hal ini terlihat adanya pelarangan menyembelih hewan kurban pada setiap Idul Adha. Umat islam tidak boleh lagi membangunan mesjid. Bahkan, penguasau dari Dinasti Qing juga tidak memperbolehkan umat islam menunaikan rukun islam yang ke lima – menunaikan ibadah haji ketanah suci Makkah.

2.3       Islam di Benua Amerika
            Amerika bukan lah benua dan negeri yang asing bagi umat islam, para pengembara dan pelaut muslim Andalusia (Spanyol Islam) dan Afrika barat telah tiba di pesisirnya dan menjelejah pedalamanannya, lima abad sebelum christoper Columbus mengaku menemukan benua amerika. Menurut Dr. Youssef Mroueh, hari ini  di Amerika Utara terdapat 565 nama tempat, baik Negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa yang di ambil dari bahasa arab. Para ahli geografi dan intelektual dan kalangan muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abdul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (Meningal tahun 957). Al Idrisi (Meninggal tahun 1166), chihab addin Abdul Abbas Ahmad bin Fadhl Al umari (1300-1384) dan ibn battuna (meninggal tahun 1369)

            Sultan Abu Bakari I melakukan ekplorasi di Amerika dan Utara dengan menyusuri sungai missisipi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabaikan dalam peta piri re’isi yang di buat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja ottoman sultant Selim I tahu 1517. Peta ini menunjukan belahan bumi bagian barat , Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan menggambarkan pesisiran brazil secara cukup akurat.
           
            Berlainan dengan ganbaran streotip tenteng suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu burung warna-warni di kepualannya. Sequoyah selalu mengenakan sorban. Dia tidak sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan tutup kepala gaya orang islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Lowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Seminole, Shawnee, Sioux, dan Yuchi.
Orang-orang Amerika Indian juga memegang nilai ketuhanan dengan mempercayai adanya tuhan yang menguasai seluruh alam semesta ini. Mereka juga meyaki tugas Utama umat manusia di ciptakan oleh tuhan adalah untuk memuja dan menyembahnya. Didalam Alqur’an, kita diberitahukan bahwa tujuan penciptaan manusia dan  jin semata-mata demi untuk beribadah kepada Allah SWT.

            Menurut Galvin Menzies, Seorang bekas pelau yang menerbitkan hasil penelusurannya,  menemukan adanya peta empat buah pulau di karibia yang dibuat pada tahun  1424 dan ditandatangani oleh Zuane Pissigano ,kartografer dari venesia, peta ini berarti dibuat 68 tahun sebelum Columbus mendarat di Amerika Sedangkan dari arah utara, ada teori yang menyebutkan bahwa orang-orang Viking pernah mendarat di benua amerika bagian timur laut pada sekitar  tahun 1000.
Berita Penemuan benua Amerika pertama kali oleh Christhoper Columbus  kepada kawan-kawannya orang-orang yahudi di spanyol.tapi penyelewengan sejarah oleh orang-orang yahudi yang terjadi sejak pertama kali mereka bersama-sama orang Eropa menjejakan kaki kebenua Amerika.

            Namun demikian bukti-bukti geografis, linguistik, budaya, sejarah, dan juga politik telah menguak tirai yang menutupi kebeneran, Benua Amerika dari Argentina hingga Canada telah telah dirambah oleh hamba-hamba allah yang sabar dalam mengarungi lautan Atlantik. Dalam Kerangka Pembahasan budaya kemeritiman umat islam, telah terbukti bahwa orang-orang islam seperti Khashkhash ibn saeed ibn Aswad dan penerusnya sudah mempunyai pengetahuan dan teknologi untuk menyeberangi lautan Atlantik.

2.4       Masuknya Islam Ke Spanyol
            Spanyol diduduki umat islam pada zaman Khalifah Al-walid (705-715 M), salah seorang Khalifah dari bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum Penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikan salah satu propinsi dari dinasti Umayah, Ppenguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman khalifah Abdul Malik (685-705 M).

            Dizaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaan dengan menduduki Aljazair dan maroko, selai itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah bekas kekuasaan bangsa barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Setelah wilayah betul-betul dapat dikuasai, umat islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukan spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukan wilayah spanyol.

            Dalam proses penaklukan spanyol terdapat tiga pahlawan islam yang dikatakan  paling berjasa memimpin satuan –satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nishair. Di dorong keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigithic yang berkuasa si Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang dibawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.

            Kemenangan pertama dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi, umtuk itu Musa ibn Nushair merasa peerlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran membantu perjuangan Thariq.  Yang tak kalah pentingnya adlah ajaran islam yang ditunjukan para tentara islam, toleransi, persaudaraan, persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan  penduduk Spanyol menyambut kehadiran islam disana.

2.5       Islam dan dunia Kotemporer
            Menurut Yunahar, diperlukan sebuah pengkajian yang serius terhadap ilmu pengetahuan serta mengintegrasikannya dengan nilai-nilai luhur islam atau islamisasi.
Prof. Wan Daud mempersentasikan makalah bertahuj “Dewesternization and Islamization : Their Epistemic Framework and Final Purpose”. Menurutnya salah satu tantangan pemikiran Islam Kotempore yang dihadapi kaum Muslimin saat ini adalah problem ilmu. Sebabnya, peradaban Barat yang kini mendominasi peradaban dunia telah menjadikan ilmu sebagai problematic.

            Teori ilmu yang berkembang di barat termanifestasikan dalam berbagai alairan seperti rasionalisme, empirisisme, skeptisime, agnotisisme, positivisme, subjektifisme, dan relativisme . sebagian pihak memilih “Islamization” (Islamisasi) yang berarti, menundukan ilmu-ilmu kotemporer tersebut pada Frame budaya dan pemikiran umat islam itu sendiri. Apada sisi lain, ilmu-ilmu Barat yang sekuler berlandaskan pada pemahaman meterialisme yang secara ontologism berimplikasi pada pemahaman bahwa hanya dunia yang terindera sajalah yang menjadi objek pengetahuan dan hanya melalui indera saja dimungkinkan untuk membuat klaim pengetahuan mengenai dunia kongkret. Akibatnya lebih lanjut dari ontology dan epistemology yang berbasihkan faham materialisme ini adalah penolakan terhadap wahyu sebagai sumber ilmu tertinggi. Inilah sebabnya mengapa Agama dikeluarkan dari wilayah keilmuan.

2.6       Mengintip Seminar Agama di Dunia Kotemporer
            Beberapa waktu lalu di Tahran diselenggarakan seminar Agana di Dunia Kotemporer dengan mantra Presiden Republik Islam Iran Syaid Mohammad Khatai Sebagai Ketua Panitian penyelenggaraan. Seminar di Tehran ini berlangsung selama dua hari ,dari tanggal 13 hingga 14 Oktober 2008. Tujuan diselenggarakan seminar ini adalah untuk menunjukan perhatian kepada masalah agama tanpa melibat kan unsure Extrimisme dan Fanatisme serta upaya untuk menunjukan persamaan-persamaan yang ada di antara berbagai agama dalam memandang masalh perdamaian dan persahabatan antara berbagai Negara.

            Dihari pertama seminar, Matan Presiden Iran Sayid Mohammad Kahatami selaku lembaga dialog antara peradaban Iran dalam sambutannya pembukaan seminar mengatakan, “Agama pertama-tama harus dilepaskan dari cengkraman orang-orang Fanatik, para pemuja lahiriyah, dan kelompok keras yang vtak mengenal arti kesabaran. Fakta ini diakui oleh umat manusia berkat pengalaman besar yang didapat dengan harga mahal dan setelah melalui banyak kegetiran.

            Sementara itu, Mantan Sekjen PBB Kofi Annan dalam pidatonya di seminar itu menegaskan bahwa agama bukan problem bagi dunia dewasa ini.  Dia mengatakan “Torat, Al-Quran dan injil tidak pernah mengajarkan ektrimisme kepada pengikutnya, tau mengajarkan kepada para politikus untuk berbicara hal-hal di luar Agama demi memperoleh suara dukungan.

            Mantan Perdana Mentri Italia Romano Prodi dalam seminar internasianal mengatakan “ kita harus beriman. Kita harus meyakini dan menjalankan nilai-nilai persamaan yang ada pada setiap agama. Mantan Presiden Irlandia Mary Robinson yang juga menjabat sebagai komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia di PBB dalam pembicaraannya menyampaikan penghargaan kepada mantan Presiden Republik Islam Iran Mohammad Khatami yang telah bekerja keras selama dua tahun untuk mempersiapkan penyelenggaraan seminar Internasional Ini. Mantan Presiden Portugal Goerge Smpaio yang juga Wakil Tinggi PBB di lembaga dialognya mengatakan : teknologi baru, pembangunan dan kemajuan serta globalisasi adala isu-isu yang paling dominan didunia saat ini. Setelah sesi pidato para peserta itu berakhir, seminas dilanjutkan dengan pembicaraan tertutup yang membahas perkembangan dunia terkini. Selain itu, dalam seminar Tehran juga disepakati masalah keadilan social yang mesti ditegakkan dengan menjadikan model pengembangan sumber daya manusia sebagai poros,
           
Dalam seminar, Panitia dan peserta berupaya memaparkan poni-poin persamaan yang ada diantara agama-agama di dunia dan merekatkan persahabatan antara pemeluk agama.









BAB 3
STUDI ISLAM SUATU TINJAUAN
HOLISTIC TERHADAP ISLAM



3.1.      Peran Islam dalam Kehidupan Manusia
            Islam Sebagai sebuah agama telah memberikan peran yang cukup signifikan, tidak hanya apa yang diajarkan islam ke seluruh manusia tetapi juga terhadap proses kehidupan dari manusia itu sendiri. Kelompok manusia yang disebut masyarakat, menurut pendapat Emile Durkheim, seseorang sosiolog dari perancis dapat dibagi menjadi 2 kategori , yaitu : 1. Masyarakat Mekanis (Pra industri); 2. Masyarakat Organis (Modern).

            Pembagian 2 Kategori diatas, setidaknya mewakili pemahaman sempit dan kerdil dari para ilmuan barat yang justru memandang islam sebagai suatau agama yang lebih mengkhendaki adanya ;status quo”. Hal senada di ungkapkan pula oleh Lord Cromer dalam Modern Egypt : “ Sebagai agama islam adalah ajaran monoteisme yang luhur, tetapi sebagai sebuah system social, islam telah gagal total. Islam membiarkan wanita dalam pososi serba rendah. Ia menyatukan agama dan hokum ke dalam system dan tidak bias diubah, sehingga tidak ada elastisitas terhadap sistem sosial.

            Dua pendapat diatas sesungguhnya adalah sebuah “Kenyataan” yang senantiasa diangkat oleh para masyarakat yang anti terhadap islam. Dan sebagai umat islam kita wajib mematah kan anggapan tersebut. Tentunya dengan argument yang dapat dipertangung jawab kan secara rasional mapun Akademik.

            Perintah yang sangat mendasar yang terdapat dalam ajaran islam adalah mengesankan Tuhan dan larangan untuk melakukan syirik. Tuhid dan syirik adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan meskipun keduanya sangat berbeda. Konsikuensi dari tauhid adalah bahwa manusia harus menguasai alam dam haram tunduk kepada alah. Pengetahuan dan juga adanya hubungan timbal balik antara syirik dengan kebodohan. Demikian peran islam dalam kehidupan manusia adalah terbentuknya suatau komunitas yang berkecenderungan prosesif atau inovatif, yaitu komunitas yang dapat mengendalikan, memelihara, dan mengembangkan kehidupan  melalui pengembangan kehidupan melalui pengembangan ilmu dan sains.

3.2.      Hubungan Tauhid dengan ilmu Pengetahuan
 Mendiskusikan agama dalam bingkai kebudayaan dapat dikatakan bahwa dari segi-segi kebudayaan, gama merupakan Universal Cultural ; artinya terdapat di setiap daerah kebudayaan dimana saja masyarakat dan kebudayaan itu berada.
           
            Pelaksanaan syariat islam yang paling subtansi dan tidak boleh ditukar alihkan adalah perintah yang diwajibkan bagi siapa saja mengaku muslim untuk mengakui bahwa tuhan yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa. Dalam konteks ini kompromi dan dialog, apapun nama dan jenisnya tertutup untuk didiskusikan. Dalam al-quran surat al-ikhlas :1-4, secara tegas menyatakan : “katakanlah: dialah allah yang maha esa, Allah adalah Tuhan yang segala sesuatunya bergantung kepadanya ; Dia tidak melahirkan dan tidak juga dilahirkan ; Dan tidak ada seseorangpun yang setara dengan dia “

Selanjutnya dalam nasehat Luqman kepada anaknya, sebagaimana yang diabadikan Allah da lam Qs. Lukman : 13 secara tegas diperingatkan, bahwa “ Dan ingat lah ketika  Luqman berkata kepada anaknya, ”Hai anakku, janganlah kamu mem persekutukan Allah; sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman  yang besar.”

Penegasan yang tidak ada penawaran akan perintah untuk mengesankan Allah, sesungguhnya mengandung makna bahwa satu-satu tempat manusia untuk tunduk tanpa intrupsi adalah kepada sang khaliknya. Selanjutnya Konsekuensi dari Tauhid adalah bahwa manusia harus menguasai alam dan haram tunduk  kepada alam. Artinya manusia harus menguasai alam, manusia melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memanfaatkan alam sebagai sarana pengabdiaan kepada Allah SWT.


3.3.      Islam Moral dan Kemanusiaan
·         Moral
            Secara  Etimologi moral berasal dari bahasa Belanda Moural, yang berarti kesusilaan, budi pekerti. Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta moral berarti “ Dalam islam moral dikenal dengan istilah akhal. Al-Ghazil dalam Ihya ulumuddin menerangkan sebagai berikut : “ Akhlak adalah perilaku jiwa, yang dapat dengan mudah melahirkan perbuatan-perbuatan, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Lanjut al- Ghazali lebih menekan pembahasanya dengan budi pekerti, dijelaskan bahwa induk atau prinsip budi pekerti ada empat bagian, yaitu : (1) Kebijakan (al-hikmah), (2) keberanian, (3) menjaga diri, dan (4) keadilan.

·         Landasan Ajaran Moral
            Sesungguhnya dalam ajaran agama islam banyak ajaran dan petunjuk yang dapat dijadikan referensi betapa pentingnya mengedepankan moral dalam kehidupan sebagai upaya mengatur tata cara kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya sebagai alat untuk menciptakan kedamaian, kesempurnaan hidup baik didunia maupun akhirat. Dalam Qs: al-Qalam, 4 dijelaskan bahwa : “..Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung “. Hal senada juga disebutkan bahwa : “Berbuat baiklah kepada (orang lain) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. (Qs.Al-Qashash : 77)

·         Hukum dan Moralitas
            Pada masyarakat yang masih sederhana, norma susila atau moral telah memadai untuk menciptakan ketertiban dan mengarahkan tingkah laku anggota masyarakat, dan menegakkan kesejahteraan dalam masyarakat . Akan tetapi masyrakat yang sudah maju kaidah adat tersebut tidak lagi mencukupi. Hal ini dilatar belakangi oleh karena persandaran moral adalah kebebasan pribadi. Untuk mengaturnya segalanya diperlukan aturan lain yang tidak disandarkan pada kebebasan pribadi, tetapi juga mengekang kebebasan pribadi dalam bentuk paksaan, aturan itu lah yang disebut dengan hukum.




·         Hukum Bersatu Dengan Moral
                  Prof. Dr. Hazairin dalam buku Demokrasi Pancasila menyatakan bahwa Hukum tanpa moral adalah kezaliman. Moral tanpa Hukum adalah anarki dan Utopia yang menjurus kepada kebinatangan.
Menurut Prof. Dr.H.M. Rasjidi, Hukum dan moral harus saling berdampingan, karena moral adalah pokok dari Hukum. Menurut Kant, hokum moral adalah huluk dalam arti sebenarnya. Menurut Friedmann, tidak ada dan tidak pernah ada pemisahan total hokum dan moralitas. Dalam suatau masyarakat ada hubungan erat antara moralitas sosial dan perintah hokum. Pengaruh moralitas sosial atas perintah hokum pada masyarakat. Masyarakat yang liberal dan plural akan lebih mudah merefleksikan berbagai nilai Etika daripada masyarakat otoriter. Dalam masyarakat yang terkait dengan kebiasaaan, ada transformasi berangsur-angsur tingkah laku sosial menjasi kebiasaan hokum san kebiasaan menjadi rumusan Legistatif.

·                     Hukum Terpisah dari Norma
             Hukum Positif yang didukung oleh Coulson dan Keer dipisahkan dari keadilan dan Etika.Menurut hokum murni ala Kalsen, etika dan filsafat dan berkeinginan untuk menciptakan ilmu hokum murni, meninggalkan semua materi yang tidak relevan, dan memisahkan yurisprudensi dari ilmu-ilmu sosial. Aliran imperative Austin menganggap hokum sebagai perintah penguasa. Tujuan Austin adalah memisahkan secara tajam hokum positif dari aturan-aturan sosial semisal kebiasaan dan moralitas, dan penekanannya terletak pada perintah mencapai tujuan ini.

·                     Hukum Islam, Moralitas, dan Urgensi Moral Dalam Hukum
            Ketika Agama didekati sebatas aktifitas ritual maka lahirlah pemahaman biasa tehadap agama yang hanya setakat membicarakan masalah-masalah spiritual.Agama menekankan moralitas, perbedaan antara benar dan salah, baik dan buruk, sedangkan hukum duniawi memfokuskan diri pada kesejahteraan material dan kurang memperhatikan nilai Etika. Al-Quran berulang kali meyakinkan manusia bahwa semua yang berada di sorga dan bumi disediakan untuk mereka.

             Asal-usul, sifat dan tujuannya, hokum islam secara ketat diikat oleh etika agama. “Berdasarkan fungsi utama, hokum islam mengklafisikasikan tindakan yang berkanaan dengan standar mutlak baik dan buruk yang tidak dapat ditentukan secara rasional, karena Tuhan sendirilah yang mengetahui apa yang benar-benar baik dan buruk”. Masyarakat sering berubah dari satu ke lain bentuk, baik secara historis maupun ideologis. Dalam masyarakat Teokrasi dan Totaliter,  pengaturan tentang praktik sosial, dapat menjadi masalah tentang praktik sosial, dapat menjadi masalah menonjol dalam “tatanan Politik”.

            Dalam masyarakat islam, hokum bukan hanya factor utama tapi juga factor pokok yang memberikan bentuk. Hukum islam memberikan ketentuan  bahwa kaidah kesusilaan tidak boleh bertentangan dengan syarat-syarat yang termaktub dalam al-Quran dan sunnah. Syariah Islam adalah kode hukum dan kode moral sekaligus. Ia merupakan pola yang luas tentang tingkah laku manusia yang berasal dari otoritas kehendak Allah yang tertinggi, itulah sebabnya mengapa, misalnya, kepentingan dan signifikansi semacam itu melekat pada ketentuan ulama.

           

    


BAB 4
URGENSI KEMAMPUAN METODOLOGI
DALAM MEMAHAMI



4.1.      Penelitian dan Penelitian Agama
            Sungguhnya banyak jalan yang dapat dipergunakan jika kita ingin menemukan dan mencari kebenaran. Satu diantaranya adalah dengan melakukan Penalitian (Research). Melalui Research dapat dilakukan upaya yang sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan Prinsip-prinsip umum. Tidak dipungkiri bahwa penelitian dipandang sebagai kegiatan ilmiah kerana menggunakan metode ilmuan, yakni gabungan antara pendekatan rasional dan pendekatan empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka pemikiran yang Koheren  dan  Logis.  Sedangkan pendekatan empiris merupakan kerangka pengujian dalam memastikan kebenaran. Metode ilmiah adalah usaha untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan kesangsian sistematis.

            Lebih jauh dijelaskan, kreteria metode ilmiah, adalah :
  1. Berdasarkan fakta
  2. Bebas dari prasangka
  3. Menggunakan Prinsip-prinsip analisis
  4. Menggunakan hipotesis (tidak harus mutlak ; penulis)
  5. Menggunakan ukuran objektif
  6. Menggunakan teknik kuantitatif ; penulis

Langkah –langkah yang ditempuh metode ilmiah adalah  :
  1. Memilih dan mendefenisikan masalah
  2. Survey terhadap data yang tersedia
  3. Memformulasikan hipotis
  4. Membangunan kerangka analisis serta alat-alat dalam menguji hipotis
  5. Mengumpulkan data primer
  6. Mengolah, menganalisis, dan menbuat interpetasi
  7. Membuat generalisasi atau kesimpulan
  8. Membuat laporan.


Para ilmuan beranggapan bahwa agama juga merupakan objek kajian atau penelitian, karena agama merupakan bagian dari kehidupan sosial cultural. Jadi penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti wahyu, melainkan meneliti manusia yang menghayati, meyakini, dan memperoleh pengaruh dari agama. Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk tindakan dan sikap manusia merupakan produk interaksi sosial. Karenanya ia merupakan bagian dari ilmu sosial dan ilmu sejarah.


4.2.      Urgensi Penelitian dalan Ruang Lingkup Penelitian Keagamaan
            Penelitian keagamaan yang sasarannya agama sebagai gejala sosial, kita tidak perlu membuat metologi penelitian tersendiri. Ia cukup meminjamkan metodologi penelitian sosial yang telah tandas. Memang kemungkinan lahirnya suatu ilmu jangan dibuat secara artificial karena semangat yang berlebihan mungkin akan lebih bijaksana. Dengan demikian apabila mengikuti perbedaan antara penelitian agama dengan penalitian keagamaan , kita akan menggunakan metode yang berbeda apabila masalah yang kita teliti termasuk wilayah yang pertama atau yang kedua.

            Gagasan Ahmad Syafi’I Mufid merupakan salah satu alternative yang tidak lepas dari kekurangannya adalah bahwa gagasan ini cenderung meniadakan Ushul al-Fikih, Filsafat hokum islam, dan ilmu Mushthalah al-Hadist sebagai ilmu dalam bidang metode. Ilmu ushul al-fiqh  dan filsafat hokum islam sebagai metode mempelajari dan mengembangkan fikih : sedangkan ilmu  mushthalah al-Hadist  berfungsi untuk meneliti akurasi periwayatan hadist.  Penelitian tentang hidup keagamaan adalah penelitian tentang praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif.


4.3.      Konstruksi Teori Penelitian Keagamaan  dan Model-model
Penelitian Keagamaan
Berangkat dari pemahaman bahwa penelitian keagamaan merupakan penelitian yang objek kajiannya adalah agama sebagai produk interaksi sosial, Metode yang digunakan adalah metode-metode penelitian sosial pada umumnya. Dari teori-teoro para peneliti, memperlihatkan dengan jelas bahwa penelitian tersebut meminjamkan teori-teori yang dibangun dalam ilmu-ilmu sosial. Ia disebut penelitian keagamaan (Relegiug research)  dalam pandangan Midletton atau penelitian hidup agama dalam pandangan juhaya s. Praja, karena objeknya adalah prilaku Tarekat Tijaniah.

Lebih Jauh Djamari menjelaskan bahwa kajian sosiologi agama menggunakan metode ilmiah. Pengumpulan data dan metode yang digunakan, antara lain : data sejarah, analisis komparatif lintas budaya, eksperiman yang terkontrol, observasi, survey sampel, dan analisis.

  1. Analisi sejarah
Sosiologi tidak memusatkan perhatiannya pada bentuk peradaban pada tahap permulaan pada waktu tertentu (Etnografi) , tetapi menerangkan realitas masa kini, realitas yang berhubungan erat dengan kita, yang mempengaruhi gagasan dan perilaku kita. Supaya kita mengerti persoalan manusia sekarang, kita harus mempelajari sejarah masa silam (data historis).

  1. Analisis Lintas Budaya
Analisis ini melaksanakan risetnya dengan membandingkan pola-pola sosial keagamaan di beberapa daerah kebudayaan, sosiologi dapat diperoleh gambaran tentang korelasi unsure budaya tertentu atau kondisi sosiokultural secara umum.

  1. Eksperimen
Penelitian menggunakan eksperimen agak sulit dilakukan dalam penelitian agama, misalnya untuk mengevalusai perbedaan hasil belajar dari beberapa modl pendidikan agama. Darley dan Batson melakukan eksperiman disekolah cerita-cerita dalah injil terhadap perilaku siswa.

  1. Observasi Partisipatif
Pendekatan Observasi
 Partisipatif adalah dengan pastipasi dalam kelompok. Peneliti dapat mengobservasikan perilaku orang-orang dalam konteks religious.Diantara kelebihan penelitian ini adalah memungkinkan pengamatan simbolik antara anggota kelompok secara mendala. Adapun salah satu kelemahannya adalah terbatasnya data pada kemampuan observer.

  1. Riset survey dan Analisi Statistik
Penelitian survey dilakukan dengan penyusun kuesioner, interview dengan sampel dari suatu populasi .

  1. Analisis
Melalui metode ini, peneliti mencoba Mencari keterangan dari tema-tema agama, baik berupa tulisan, buku-buku khotbah, Doktrin mau pun deklarasi teks dan yang lainnya, (Djamari, 1993 :53)        
           


BAB 5
CULTURE DAN PEMAHAMAN KAJIAN ISLAM



5.1       Mengenal Kebudayaan
            Jika merujuk pada literature Antropologi, terdapat tiga istilah yang boleh jadi semakna dengan kebudayaan, yaitu, Culture, civilization, dan kebudayaan. Istila kedua yang semakna atau hamper sama dengan kebudayaan adalah Sivilisasi (civilazition) berasal dari kata latin, yaitu civis = Negara kota, dan civilitas = kewarganegaraan.

5.2.Islam dan kebudayaan islami
Apakah islam itu bagian dari hasil karya, karsa dan cita-cita manusia?”
Seorang cendikiawan muslim Indonesia yang keilmuannya telah diakui keilmiahannya, Nurcholic Madjid (1993 ;3), menjelaskan bahwa hubungan agama dan budaya, menurutnya, agama dan budaya adalahdua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah kerana perubahan dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya didasarkan pada agama; tidak pernah terjasi sebaliknya. Karena agama itu ada primer dan budaya itu adalah skunder.

           



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "METODOLOGI STUDI ISLAM"

Post a Comment